shutterstock - Ilustrasi |
Kaum hawa memang lebih diuntungkan untuk masalah penyakit jantung dibanding kaum adam. Kadar hormon estrogen yang dimiliki wanita menjadikan mereka lebih terlindungi dari sumbatan plak pada pembuluh darah yang bisa memicu penyakit jantung.
Kendati demikian, saat jumlah hormon estrogen mulai menurun atau dikenal juga dengan masa menopause, wanita menghadapi risiko penyakit jantung yang sama dengan pria. Bahkan jika terjadi serangan jantung, gejalanya mengakibatkan komplikasi dan lebih berbahaya.
"Pada wanita menopause, serangan jantung yang terjadi bisa lebih rumit dibandingkan pria. Biasanya juga terjadi komplikasi seperti bocor atau rusaknya katup jantung, bisa juga terdapat lubang di bilik jantung," papar dokter spesalis jantung Taufik Pohan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Perbedaan risiko pria dan wanita terkena penyakit jantung memang lebih banyak disebabkan oleh faktor hormonal. Hormon estrogen yang mempertahankan siklus menstruasi dan kehamilan, akan menjaga pembuluh darah lebih elastis dan licin. Risiko penumpukan plak pada dinding pembuluh darah pun berkurang.
Penumpukan plak di dinding pembuluh darah akan memicu penyumbatan yang menghalangi aliran darah. Saat terjadinya sumbatan, maka terjadilah serangan jantung. Sementara penyakit penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah pada arteri jantung disebut juga dengan penyakit jantung koroner (PJK).
Pertambahan usia dan menurunnya kadar estrogen akan membuat risiko wanita terkena penyakit jantung meningkat, bahkan menyamai pria. Taufik mengatakan, meski belum memasuki masa menopause pun, wanita tetap wajib menghindari faktor-faktor risiko PJK. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah dengan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, menghindari merokok, memiliki pola makan sehat, serta rutin berolahraga.
Sumber: http://health.kompas.com/read/2014/05/09/1327055/Hormon.Estrogen.Lindungi.Wanita.dari.Serangan.Jantung
No comments:
Post a Comment